Parametritis adalah peradangan pada parametrium (jaringan ikat yang berdekatan dengan rahim).
Parametritis
- peradangan lemak perimetric. Pencetus - lebih sering staphilococcus emas,
cukup sering asosiasi mikroorganisme. Infeksi dari rahim dan pelengkap meluas
pada cara limfatik. Terutama sering parametrites berkembang pada kombinasi dari
peradangan dan trauma dari berbagai departemen dari alat kelamin (setelah gagal
istirahat dari leher rahim, sebuah diathermocoagulation dari leher rahim, luka
operasional dari rahim atau pelengkap).
Peradangan biasanya menggenggam daerah tertentu: dari departemen ke depan dari leher menyusup meluas pada tepi kandung kemih ke dinding perut ke depan, dari departemen ke depan lateral leher - untuk ligamen dan departemen lateral perut; dari belakang departemen lateral yang dari leher - untuk dinding baskom; dari departemen belakang leher - untuk rektum. Para infiltrasi inflamasi dapat menyelesaikan, bernanah atau mendapatkan arus kronis.
Peradangan biasanya menggenggam daerah tertentu: dari departemen ke depan dari leher menyusup meluas pada tepi kandung kemih ke dinding perut ke depan, dari departemen ke depan lateral leher - untuk ligamen dan departemen lateral perut; dari belakang departemen lateral yang dari leher - untuk dinding baskom; dari departemen belakang leher - untuk rektum. Para infiltrasi inflamasi dapat menyelesaikan, bernanah atau mendapatkan arus kronis.
Tanda, saat ini. Kenaikan bukti dalam suhu maksudkan karakter pyesis berselang. Kondisi umum penyakit sakit pada awalnya berubah sedikit, tetapi pada difusi atribut proses keracunan sebuah didefinisikan: pucat dari integumen, tidak adanya nafsu makan, adynamia sebuah, sakit kepala. Ada rasa nyeri dan
gravitasi di bawah perut, rasa tekanan pada rektum, kadang sebuah disuria,
morbiditas dan kesulitan buang air besar sertifikat a.
Komplikasi: istirahat abses dalam rongga perut bebas, dubur, kandung kemih.
Komplikasi: istirahat abses dalam rongga perut bebas, dubur, kandung kemih.
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian
atas. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam
rahim), saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium
dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum
dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta wanita
mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada
wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang
menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri
perut kronik, infertilitas (gangguan kesuburan), atau kehamilan
abnormal.
Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini dalam 2-3 dekade terakhir
berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk diantaranya adalah
peningkatan jumlah PMS dan penggunaan kontrasepsi seperti spiral. 15%
kasus penyakit ini terjadi setelah tindakan operasi seperti biopsi
endometrium, kuret, histeroskopi, dan pemasangan IUD (spiral). 85% kasus
terjadi secara spontan pada wanita usia reproduktif yang seksual aktif.
PENYEBAB
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran
genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh
waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita
penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N.
Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan
kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher
rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini
adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya
infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan
berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik
untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
FAKTOR RESIKO
Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko
tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita
muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan
melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur.
Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher
rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri
melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja
cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi
masuknya bakteri. Faktor risiko lainnya adalah:
1. Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari
3. Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
4. Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
5. Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul.
Risiko tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah
pemasangan terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran
reproduksi sebelumnya
TANDA DAN GEJALA
Keluhan yang dirasakan pasien yang menderita PID biasanya beragam.
Mulai dari tidak ada keluhan sampai dengan keluhan yang sangat berat.
Keluhan-keluhan tersebut dapat berupa demam; keluar cairan dari vagina
dengan warna, konsistensi, dan bau yang abnormal; timbul bercak-bercak
kemerahan di celana dalam; nyeri senggama; nyeri saat buang air kecil;
menstruasi yang tidak teratur; kram perut saat menstruasi; terjadi
perdarahan hebat saat menstruasi; nyeri pada daerah perut bawah dan
dapat memburuk jika disertai mual muntah; serta kelelahan yang disertai
dengan nafsu makan yang berkurang. Nyeri yang mendadak pada perut bagian
bawah dapat terjadi jika abses pecah, di mana daerah nyeri tersebut
mulai dari daerah sekitar abses yang pecah menjalar ke seluruh dinding
perut yang mengakibatkan peritonitis generalisata. Juga dapat ditemukan
anemia pada abses pelvik yang telah berlangsung beberapa minggu.
Gejala infeksi genital yang dikatakan sebagai penyakit radang pelvis
(PID) sering merupakan suatu gabungan yang dihasilkan berbagai derajat
peradangan yang melibatkan endometrium dan tuba, walaupun bakteri dapat
mencapai uterus, tuba dan ovarium melalui aliran darah, jalur penyebaran
yang umum adalah :
- Mikgrasi ke atas dari serviks melalui rongga endometrium ke dalam endosalping (jalur umum infeksi gonore).
- jalur vena dan saluran getah bening dari ligamentum latum.
Infeksi pelvis dapat dipisahkan ke dalam tiga kategori dasar.
- Infeksi yang terjadi setelah kuretase dan postabortus serta infeksi postpartum.
- infeksi postoperatif biasanya berkembang dari organisme-organisme yang terbawa ke dalam tempat operasi dari kulit, vagina atau yang lebih jarang dari traktus gastrointestinalis sewaktu pembedahan.
- infeksi pelvis yang terjadi pada pasien yang tidak hamil tanpa didahului pembukaan bedah rongga abdomen atau endometrium.
Bakteri yang biasanya bertanggung jawab terhadap infeksi pelvis
adalah organisme eksogen (diperoleh dari masyarakat atau rumah sakit)
atau organisme endoogen (normal ditemukan dalam saluran genital wanita
atau saluran usus). Biasanya tidak patogen, namun organisme endogen ini
dapat menjadi patogen pada keadaan di mana ketahanan pejamu berubah.
Infeksi pelvis akut sering etiologinya polimikrobial, infeksi campuran
mikroorganisme aerob dan anaerob.
Resistensi pejamu terhadap infeksi tampaknya menurun setelah abortus,
melahirkan, pembedahan, pecah ketuban yang memanjang dan trauma.
Faktor-faktor presdiposisi lainnya dari infeksi pelvis meliputi
pemakaian AKDR, produk konsepsi yang tertinggal, mentrusasi dan
salpingitis gonokokus sebelumnya.
Infeksi anaerob spesimen yang memadai untuk biakan anaerob meliputi
darah, cairan kavum douglasi, dan aspirasi abses. Sangat penting bahwa
spesimen dikirimkan ke laboratorium bakterologi dalam suatu medium
transpor yang telah direduksi sebelumnya arau dalam spuit bertutup bebas
udara.
Infeksi bakteroides dicurigai apabila terdapat keadaan-keadaan berikut :
- Infeksi sistemik yang menulitkan manipulasi traktur gastrointestinalis atau oragan pelvis wanita.
- Eksudar berbau busuk yang mengadung basil garam negatif yang tidak berhasil tumbuh dalam biakan aerob rutin.
- Adanya gas didalam abses.
- Adanya tromboflebitis septik pevis dan atau embolis septik.
- Tidak ada respon terhadap antibiotik bakterisidal yang lazim digunakan.
- Adaya garam negatif, batang plemorfik yang buruk menyerap warna terutama bila sejumlah mikroorganisme tersebut intrasuler.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kenaikan dari sel darah
putih yang menandakan terjadinya infeksi. Kultur untuk GO dan chlamydia
digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Ultrasonografi atau USG dapat
digunakan baik USG abdomen (perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi
saluran tuba dan alat reproduksi lainnya. Biopsi endometrium dapat
dipakai untuk melihat adanya infeksi.
Laparaskopi adalah prosedur pemasukan alat dengan lampu dan kamera
melalui insisi (potongan) kecil di perut untuk melihat secara langsung
organ di dalam panggul apabila terdapat kelainan.
PENATALAKSANAAN
Terapi antibiotik pinisilin G sering efektif sebagai agen primer
dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh streptococcus,
clostridium, neisseria gonorrhoeae dan bakteri anaerob dengan
percecualiar bakteriodes.
Uji suseptibilitas harus dilakukan. Pemilihan antibiotik didasarkan pada :
- Kemungkinan sumber infeksi (didapat dari masyarakat atau dari rumah sakit.
- Sediaan apus dengan perwarnaan garam.
- Terapi antibiotik lainya.
- Penilaian patogen yang paling mungkin dari pengalaman infeksi serupa sebelumnya.
- Pola resistensi bakteri terakhir dari rumah sakit dan masyarakat.
- Riwayat pasien terhadap alergi atau atau seksifitas.
Contoh regimen kombinasi yang dianjurkan adalah :
- Doksisiklin (600 mg, IV, dua kali sehari) dengan sefeksitis (2,0 gr, IV, empat kali sehari) memberikan pengamatan terhadap N. Gonorrhoeae, meliputi PPNG, dan c. Trachomatis, akan tetap tidak memberikan pengobatan optimal terhadap anaerob, masa pelvis atau infeksi pelvis yang berkaitan dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
- Klindamisin (600 mg, IV, empat kali sehari) dengan gentamisin atau tobramisis (2,0 mg/kg, IV, diikuti dengan 1,5 mg.kg, IV, tiga kali sehari pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal) dapat memberikan aktivitas optimal terhadap bakteri anaerob dan batang garam negatif fakultatif, tetapi tidak memberikan aktivitas optimal terhadap C. Tracformatif dan N. Gonorrhoeae.
- doksisiklin (100 mg, IV, dua kali sehari) dengan metronidazol (1,0 g, IV, dua kali sehari) memberikan penanganan yang baik tehadap anaerob dan C. Trachomatis.
KOMPLIKASI
Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam
kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan
abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran
tuba. Parut ini mengakibatkan kerusakan dan menghalangi saluran tuba
sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan sel
telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat
terjadi kehamilan ektopik.
PENCEGAHAN
Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah
melindungi diri dari penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi
seperti kondom dapat mengurangi kejadian penyakit radang panggul.
Apabila mengalami infeksi saluran genital bagian bawah maka sebaiknya
segera diobati karena dapat menyebar hingga ke saluran reproduksi
bagian atas. Terapi untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk
mencegah berulangnya infeksi.
0 komentar:
Posting Komentar