Wanita dalam kehidupannya tidak
luput dari adanya siklus haid normal yang terjadi secara periodik. kita akan
merasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila haid menjadi
lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak haid sama
sekali. Penyebab gangguan haid dapat karena gangguan psikologis seperti sress
maupun emosi.
Kelainan siklus menstruasi merupakan
penyebab infertilitas yang penting.Disfungsi ovulasi berjumlah 10-25% dari
kasus infertilitas wanita. Gangguan nutrisi yang berat (misalnya kelaparan,
anoreksia nervosa), penurunan BB (misalnya : penyakit medis atau psikologis)
dan aktivitas yang berat (misalnya : pelari maraton, penari balet) adalah
berhubungan dengan gangguan ovulasi. Obesitas juga disertai dengan siklus
anovulatorik karena peningkatan tonik kadar estrogen, sedangkan tress berat
menyebabkan anovulasi dan amenore.
Ovulasi yang jarang, endometriosis
dapat menyebabkan infertilitas. Nyeri haid seringkali dianggap sebagai gejala
khas dari endometriosis. Ternyata scott dan felinde hanya mendapatkan 19%
dengan dismenorea yang progresif (Sarwono, 2002).
Sebanyak dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat dirumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur diatas 40 tahun dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di Rumah Sakit.
Sebanyak dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat dirumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur diatas 40 tahun dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di Rumah Sakit.
Gangguan haid pada remaja dan dewasa
merupakan kenyataan yang banyak dijumpai dalam praktek pada Dokter Spesialis
Obsetri Ginekologi bahkan Dokter Umum. Beberapa waktu yang lampau masalah
remaja dengan alat reproduksinya kurang mendapat perhatian karena umur relatif
muda, masih dalam status pendidikan sehingga seolah-olah bebas dari kemungkinan
menghadapi masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat
reproduksinya padahal pencegahan dan pengobatan haruslah dilakuakan sedini
mungkin.
Menstruasi atau mens atau haid atau
datang bulan adalah perdarahan yang terjadi secara
berulang setiap bulannya (kecuali saat kehamilan) pada uterus seorang wanita
dikarenakan adanya proses deskuamasi atau peluruhan dinding rahim
(endometrium).
Darah menstruasi yang banyak mengandung campuran dari penumpukan sisa-sisa deskuamasi lapisan endometrium uteri, bekuan darah, cairan dan lendir, serta beberapa bakteri dan mikroorganisme, akan tampak berwarna merah kehitaman atau hitam. Lamanya perdarahan menstruasi biasanya antara 3 - 5 hari, tetapi ada juga yang mengalami perdarahan selama 1 - 2 hari yang diikuti terjadinya perdarahan kembali sedikit demi sedikit. Bahkan ada juga yang sampai 7 - 8 hari, tetapi biasanya lama terjadinya perdarahan menstruasi itu pada setiap wanita bersifat menetap.Terjadinya perdarahan mens biasanya didahului dengan terjadinya leukorrhea (keputihan), yang ditunjukkan dengan pengeluaran cairan (lendir) dari vagina, agak encer, berwarna putih kekuningan, jika terjadi campuran dari tetesan darah, warnanya menjadi merah muda disebut bloody show, bening atau jernih dan tidak berbau. Cairan yang keluar tersebut dapat berubah sifatnya jika terjadi infeksi di daerah vagina atau uterusnya, yaitu menjadi berwarna kuning atau hijau, jika tedapat campuran dari tetesan darah, warnanya berubah menjadi merah kehitaman atau hitam, lebih kental dan keruh serta berbau.Jumlah atau banyaknya darah mens yang keluar rata-rata 33,2 atau lebih kurang 16 ml. Pada wanita yang usianya lebih tua biasanya jumlah darah haid yang keluar akan lebih banyak.Menstruasi yang pertama kali , disebut menarke, paling sering terjadi pada usia 11 tahun tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.
Darah menstruasi yang banyak mengandung campuran dari penumpukan sisa-sisa deskuamasi lapisan endometrium uteri, bekuan darah, cairan dan lendir, serta beberapa bakteri dan mikroorganisme, akan tampak berwarna merah kehitaman atau hitam. Lamanya perdarahan menstruasi biasanya antara 3 - 5 hari, tetapi ada juga yang mengalami perdarahan selama 1 - 2 hari yang diikuti terjadinya perdarahan kembali sedikit demi sedikit. Bahkan ada juga yang sampai 7 - 8 hari, tetapi biasanya lama terjadinya perdarahan menstruasi itu pada setiap wanita bersifat menetap.Terjadinya perdarahan mens biasanya didahului dengan terjadinya leukorrhea (keputihan), yang ditunjukkan dengan pengeluaran cairan (lendir) dari vagina, agak encer, berwarna putih kekuningan, jika terjadi campuran dari tetesan darah, warnanya menjadi merah muda disebut bloody show, bening atau jernih dan tidak berbau. Cairan yang keluar tersebut dapat berubah sifatnya jika terjadi infeksi di daerah vagina atau uterusnya, yaitu menjadi berwarna kuning atau hijau, jika tedapat campuran dari tetesan darah, warnanya berubah menjadi merah kehitaman atau hitam, lebih kental dan keruh serta berbau.Jumlah atau banyaknya darah mens yang keluar rata-rata 33,2 atau lebih kurang 16 ml. Pada wanita yang usianya lebih tua biasanya jumlah darah haid yang keluar akan lebih banyak.Menstruasi yang pertama kali , disebut menarke, paling sering terjadi pada usia 11 tahun tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.
Terdapat lima ganggua menstruasiyang
paling sering muncul,yaitu oligomenore (jangka waktu haid terlalau
lama),polimenora(terlalu sering haid) Hipermenorea (darah haid terlalu
banyak),hipomenorea (darah haid terlalu sedikit), dan amenore (tidak haid sam
sekali).Ada dua penyebab utama gangguan menstruasi. Pertama, kelainan organ
seperti mioma, kanker atau polip. Kedua, kelainan hormonal. Dari kelima
gangguan menstruasi diatas, ada yang berbahaya ada yang tidak berbahaya.
Oligomenore tidak berbahaya, namun perempuan dapat memiliki potensi sulit
hamil, karena tidak terjadi ovulasi. Polimenore dan hipermenore adalah gangguan
menstruasi yang berbahaya. Terlalu sering haid (polimenore), misalnya 2 minggu
sekali, dapat menyebabkan anemia. Begitu juga dengan hipermenore dapat
menyebabkan anemia. Polimenore dan hipermenore juga berhubungan dengan gangguan
bekuan darah dan mioma. Polimenore yang terkait dengan gangguan hormonal, dapat
terjadi pada perempuan yang mengalami peralihan dari masa subur ke masa
menopause. Polimenore juga dapat terjadi pada perempuan muda menjelang haid
pertama kali. Perempuan obesitas juga terkadang mengalami polimenore. Factor
penyebab hipermenore adalah mioma uteri, polip endometrium, endometritis, dll.
Suntik KB dapat menyebabkan oligomenore maupun amenore. Jika tidak menggunakan
KB pil ato suntik, oligomenore berhubungan dengan penyakit polikistik ovarium.
Yang menyebabkan perempuan tidak dapat menghasilkan sel telur, sehingga tidak
terdaji ovulasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan hormone,
akibatnya jangka waktu haid sangat lama.
Perempuan dikatakan amenorea jika
tidak menstruasi lebih dari 5 bulan sejak menstruasi terakhir. Amenore dibagi
menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Amenore primer terjadi pada perempuan
yang tidak pernah mendapatkan haid, sedangkan amenorea sekunder terjadi pada
orang yang pernah mendapatkan haid, tapi kemudian berhenti karena anovulasi.
Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan dari lahir. Sedangkan amenore
sekunder dapat disebabkan karena kehamilan, penggunaan KB, dll.
1 komentar:
Informasi yang sangat bermanfaat sekali bagi keluarga, khususnya bagi kaum wanita.
Posting Komentar